Keyterm
Chapter 10 Groups, Teams and Their Leadership
(Hal. 437-477)
Group Perspective: pandangan kelompok. dimana dalam kelompok tersebut memiliki sejumlah pandangan, nilai-nilai, kemampuan, keahlian dan motivasi yang beraneka ragam dalam satu kesatuan kelompok tersebut yang mencerminkan pandang kelompok tersebut.
Group: sekumpulan anggota yang memiliki kesamaan tujuan, interaksi secara mutual, dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam kelompok tersebut.
Info tambahan:
- Tim dan Grup dibedakan berdasarkan 4 hal, yaitu: eksistensi dari individu, motivasi pencapaian goal, interdependensi dalam bekerja, dan spesialisasi kerja tiap individu
- Sebuah grup memiliki pengaruh yang signifikan bisa dilihat dari 6 hal ini, yaitu: jumlah anggota, posisi dari kelompok tersebut dalam sebuah bagian kelompok yang lebih besar [misal: kesatuan kelompok Misa Gereja terdapat bagian Koor Musik, Tim Usher dan lain-lain], peran-peran, norma yang berlaku, komunikasi dan kesatuan [kohesi].
- (Berdasarkan buku Leadership, Enhancing the Lessons of Experience)
Cliques: subgrup kecil individual yang berbagi tujuan, nilai-nilai dan ekspektasi. Cliques cenderung memiliki pengaruh yang besar baik positif maupun negatif terhadap Group utama yang dinaunginya. Cliques muncul disebabkan oleh konflik internal dalam tubuh grup utama.
Span of control: rentang kendali seorang pemimpin yang membawahi para follower yang berada dalam tanggungjawabnya. Misal: Atok sebagai Direktur PT. Subur Terus (Pabrik Pupuk) membawahi tiga biro, yaitu Biro Quality Control, Biro SDM, dan Biro Pengadaan Bahan baku.
Additive task: Tugas yang diberikan pada sejumlah individu yang memerlukan peran tenaga sejumlah individu untuk menyelesaikan satu tugas. Misal: Mendorong truk dengan bantuan energi tiga orang akan membuahkan satu hasil, yaitu truk bergerak kedepan.
Process Loss: kondisi dimana usaha yang diberikan sejumlah individu pada tugas justru berlebihan dan bisapula terjadi kesalahan dalam proses pengerjaannya yang berujung pada kerugian dari sisi efisiensi kerja. Misal: A, B dan C mendorong truk maju kedepan dengan arah yang benar [selain itu, truk tetap bergerak walaupun dengan tenaga tiga orang saja] sedangkan D dengan semangat 45 datang membantu mendorong mobil kearah kiri sehingga tenaga yang dikeluarkan D terbuang sia-sia karena kesalahan teknis dan usaha yang berlebih.
Social loafing: fenomena dimana sejumlah individu mengurangi usaha yang diberikannya ketika mereka merasa bahwa tugas tersebut telah banyak dilakukan oleh orang lain sehingga memunculkan asusmsi bahwa pengurangan usaha dari sejumlah individu tidak akan mengurangi hasil dari tugas.
Social facilitation: kondisi dimana orang yang berada dalam pengawasan/diperhatikan akan menghasilkan peningkatan produktivitas dalama bekerja. Hal ini diperoleh dari penelitian di Hawthorne Plant of The Western Electric Company (Hawthorne Effect).
Forming: Tahap pertama dalam developmental Stages of Groups, dimana pada tahap ini setiap individu saling berkenalan dan mengenal identitas satu sama lain serta bertindak dan berbicara sopan satu sama lain, disamping itu, kepercayaan diantara individu tersebut (trust) masih rendah satu sama lain.
Storming: Tahap kedua dalam developmental Stages of Groups, ditandai dengan hal berikut: konflik intragrup, meningkatnya level emosi diantara anggota, muncul perbedaan status yang muncul dari persaingan antar individu yang membuahkan persekutuan guna memenuhi peran penobatan pemimpin dari kelompok tersebut.
Norming: pada tahap ketiga ini, setiap anggota kelompok telah satu hati dalam bertindak [seia sekata/kohesi].
Performing: pada tahap keempat ini, setiap anggota kelompok berperan sesuai fungsinya dan secara bahu membahu memfokuskan diri pada kinerja kelompok.
Project teams: tim yang bertugas menyelesaikan suatu proyek yang terdiri dari sejumlah individu dengan spesialisasi masing-masing. Misal: Tim Dokter Bedah yang menangani pasien kanker payudara, terdiri dari sejumlah Dokter yang memiliki sejumlah spesialisasi dalam operasi medis tersebut, meliputi Dokter syaraf, dokter bedah, dokter ahli kanker, dll.
Punctuated equilibrium: proses dimana setiap anggota tim tidak menghabiskan sebagian waktunya secara langsung mengerjakan tugasnya melainkan memikirkan sejumlah ide dan strategi yang dimilikinya untuk dituangkan kedalam penyelesaian tugas yang ia kerjakan dan didalam prosesnya terdapat evaluasi kembali terhadap keberhasilan penerapan dari ide dan strategi tersebut.
Group Roles: perilaku yang diharapkan keberadaannya yang dihubungkan dengan posisi dan kekhususan pekerjaan yang ada dalam kelompok.
Task Role: hubungan antar individu dikaitkan dengan tugas yang ada.
Relationship Role: hubungan antar individu dalam kelompok.
Dysfunctional Roles: ketidakjelasan peran yang dimiliki oleh individu yang menyebabkan indvidu berlaku tidak sesuai dengan peran yang dimilikinya. Disebabkan oleh egoisme dan tujuan yang berpusat pada diri sendiri.
Role Conflict: konflik yang muncul karena kesalahan dalam menangkap pesan komunikasi sehingga apa yang dilakukan menjadi bertolak belakang dengan peran yang seharusnya dilaksanakan. Hal ini bisa berdampak negatif pada kesejahteraan emosional dan kinerja individu bersangkutan.
Intrasender Role Conflict: konflik yang muncul karena adanya bias pesan (ada dua pesan dalam satu percakapan) yang ditangkap dari satu orang individu, namun saling bertolakbelakang satu sama lain sehingga memunculkan Role conflict. Misal: ”Saya mau data ini diprint dengan cepat, 5 menit lagi saya ingin sudah di meja saya dan ingat sebelum diprint, tolong diperiksa dulu kalau ada kesalahan tulisan.”
Intersender Role Conflict: pesan yang ditangkap seseorang menjadi membingungkan karena adanya dua tugas yang harus dikerjakan dalam satu waktu yang sama, yang menyebabkan kebingungan dalam peran. Misal: Sekretaris datang menghampiri, “Mas, jam 13.00WIB kita ada rapat loh? Inget presentasi produk kita harus sudah ada di tempat jam 12.30WIB,” beberapa saat kemudian telepon berdering dari istri, ”Pa, ingetkan rencananya kita kemarin? Mau nganterin Mama ke Mall TA jam 12.45WIB? Bisa ya?” (Konflik peran dalam diri satu individu).
Interrole conflict: konflik antar peran dalam individu yang muncul dikarenakan banyaknya peran yang dimiliki oleh seorang individu yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk mengerjakan semua tugas dari tiap peran tersebut.
Person-role conflict: konflik yang muncul dikarenakan ekspektasi peran yang secara langsung maupun tidak langsung menganggu ketentraman nilai-nilai yang dianut seorang individu.
Misal: seorang karyawan dibagian keuangan yang jujur dalam bekerja (value) diminta oleh teman-temannya di bagian keuangan juga untuk menggelapkan sejumlah dana proyek “cuci bersih” guna meraup keuntungan sepihak dari proyek besar tersebut.
Role ambiguity: konflik yang muncul karena terjadinya ambiguitas tugas yang diutarakan melalui pesan yang tidak tepat. Misal: “saya minta tolong belikan birduren di warung sana”, pembantu dengan sigap membeli Bir + Durian matang di warung untuk majikannya. Majikan terkejut, “Loh, siapa yang bilang beli ini, mau buat saya mati ya!” (Ambiguitas Peran)
Norms: aturan infromal kelompok yang dibuat untuk mengatur dan mengendalikan perilaku anggota kelompok. Norma merupakan aturan yang tidak terlihat namun, sadar maupun tidak disadari ikut mempengaruhi cara tiap individu berperilaku dalam bertindak.
Group Cohesion: kelekatan/kesatuan bersama yang membuat setiap individu didalam grup tetap bersama. Grup yang kohesi ini biasanyaditandai dengan minimnya ketidakhadiran dan penggantian karyawan.
Overbounding: kondisi dimana grup yang kohesif menutup diri terhadap hal-hal yang sebenarnya membangun diri mereka dengan lebih baik, namun ditolak dengan alasan hal tersebut bisa merusak integritas dalam kelompok yang kohesif tersebut.
Groupthink: kondisi dimana grup memiliki kecenderungan membentuk suatu norma infromal guna menciptakan hubungan relasi yang lebih intern berupa pelarangan berbeda pendapat (secara sadar maupun tidak disadari), bisa itu berupa konflik pendapat, pemikiran kritis maupun protes mengenai hal-hal yang cenderung merusak keharmonisan (bila ada anggota yang berbeda akan dianggap sebagai tidak loyal pada grup) yang mana tujuan dari dilakukannya hal ini dimaksudkan untuk menciptakan kelompok yang nyaman dan harmonis. Groupthink biasanya sulit menerima saran dari luar karena paham kesatuan pendapat kelompok adalah segalanya.
Ollieism: kondisi dalam groupthink dimana satu dari anggota dalam tim yang dikenal loyal dan berperan penting dalam kelompok mengambil satu keputusan diluar sepengetahuan leader dan kelompok sehingga memunculkan kesan illegal action dengan tujuan menyenangkan hati pemimpin. Hal ini sebenarnya dapat membawa dampak yang tidak baik bagi pemimpin dan kelompok yang kohesif tersebut karena apabila kesalahan Anggota yang loyal terlalu fatal dapat membuat semua anggota dan pemimpin [yang notabenenya tidak berbuat apa-apa] harus mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya oleh si anggota yang loyal tersebut.
Info Tambahan: Grup yang kohesif sebenarnya tetap baik untuk dibentuk. Kejadian seperti Olleism dan Groupthink tidak selalu sering terjadi dalam kelompok dan dengan adanya grup yang kohesif sebenarnya tujuan serta hasil yang dicapai lebih baik. Oleh karena itu grup kohesif tetap menjadi tujuan dari pemimpin untuk meningkatkan kinerja dalam kelompoknya.
Organizational shells: ?
Team Leadership Model (LTM):?
Outputs:?
Process Measures:?
Inputs: bahan mentah yang nantinya akan diproses menjadi produk layak jual.
Dream: impian disini mengarah pada tujuan jangka panjang (Visi) yang ingin dicapai oleh tim. Visi biasanya yang jelas akan membawa arah yang jelas bagi pencapaian goal tim. Biasanya Visi yang dicapai dikomunikasikan dengan bentuk semboyan ataupun motto. Misal: BINUS: People, Innovation, Excellence.
Design: sistem organisasi yang dipakai oleh tim untuk mencapai hasil dengan tepat dan sesuai dengan rencana. Biasanya terdapat hal-hal yang melenceng (deviasi) dari sistem organisasi harus diperbaiki segera agar sistem tetap berjalan dengan baik.
Development: Apabila Visi (dream) dan sistem organisasi (desain) sudah berjalan lancar. Langkah ddevelopment ini bisa berjalan dengan lancar
Leverage Point:?
Individual Factors: ?
Organizational Level:?
Team Design:?
Material Resources:?
Geographically Dispersed Teams (GDTs):?
Virtual teams: ?