Selasa, 15 Juni 2010

Entitas Terpola part 1

“Pak ! saya mau bertanya jadi bagaimana konsep kepribadian menurut Erich Fromm.. ?”

Dengan rambut klimis sedikit mengkilat bukan karena minyak rambut tetapi karena belum kering, ia melangkahkan kakinya satu demi satu pada anak tangga kampus kancil. Kampus yang menjadi sarang para penderita patologis paling akut yang pernah ada. Di ranselnya mungkin sudah penuh dengan buku-buku tebal sehingga ia harus menambahkan tas tambahan untuk membawa berkas-berkas kuliahnya. Satu,dua,tiga,satu,dua,tiga.. satu dua tiga.. satu dua tiga.. sampai saat ini ia masih berbentuk entitas terpola satu dua tiga.. entah 10 atau 15 tahun lagi. Akan kah tetap seperti ini? Atau sudah menjadi bubur? Sulit saya ungkapkan analogi yang lebih parah dari bubur terhadap subjek yang satu ini. Lembek, putih, dan begitu lengket menempel pada residu terakhir di centong nasi.
Ia berjalan mendekati kelas.. berhenti dengan jarak ujung sepatu 5 centi dari pintu.. untuk apa? Toh kelas sudah dimulai? Untuk apa berhenti kawan? Rupanya… itu yang selalu terjadi dibalik pintu selama ini..

Bayangkan proses ini terjadi dalam waktu kurang dari 1 menit !

Pertama : memegang bibir
Kedua : menjejak lantai dengan kaki kiri sekali
Ketiga : menatap muka pintu
Keempat : menatap gagang pintu
Kelima : mengetuk pintu
Keenam : mendorong pintu
Ketujuh : tersenyum
Kedelapan : mengucapkan salam
Kesembilan : balik badan
Kesepuluh : menutup pintu
Kesebelas : menatap gagang pintu
Keduabelas : jalan kearah tempat duduk.

Seperti prosedur yang terus berulang.. tanpa ia lewatkan sedikitpun..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar