Senin, 28 Juni 2010

Buat Kamu yang Putus Cinta

Secara peran memang Dia main sangat bagus, layaknya aktris berbakat. sulit dicari karakter yang sama seperti yang dia punya. sulit, bahkan kalaupun ada satu yang mirip, itu bukan Dia.
Namun, na-mun orang yang bisa bermain dengan karakter yang lebih bagus dari yang dia mainkan itu banyak, Ba-nyak. sekali lagi BANYAK!.
Tinggal buka mata lebih lebar, gunakan hati untuk melihat dan mencari yang lebih baik. Ikhlaskan peran yang sudah lewat, karena episodenya memang sudah wafat. Bahkan kiamat. Dan filmnya memang ga akan dibuat lagi. So please, find a new one and make something new in quality not only quantity. Emang sinetron? putus-nyambung bolak-balik mati-idup mati-idup? Lepasin satu,ikhlasin, cari yang baru. Semua cuma serangkaian proses hati untuk saling mengerti. :)

Kamis, 24 Juni 2010

KEYTERMS 10

Keyterm
Chapter 10 Groups, Teams and Their Leadership
(Hal. 437-477)

Group Perspective: pandangan kelompok. dimana dalam kelompok tersebut memiliki sejumlah pandangan, nilai-nilai, kemampuan, keahlian dan motivasi yang beraneka ragam dalam satu kesatuan kelompok tersebut yang mencerminkan pandang kelompok tersebut.

Group: sekumpulan anggota yang memiliki kesamaan tujuan, interaksi secara mutual, dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam kelompok tersebut.

Info tambahan:
- Tim dan Grup dibedakan berdasarkan 4 hal, yaitu: eksistensi dari individu, motivasi pencapaian goal, interdependensi dalam bekerja, dan spesialisasi kerja tiap individu
- Sebuah grup memiliki pengaruh yang signifikan bisa dilihat dari 6 hal ini, yaitu: jumlah anggota, posisi dari kelompok tersebut dalam sebuah bagian kelompok yang lebih besar [misal: kesatuan kelompok Misa Gereja terdapat bagian Koor Musik, Tim Usher dan lain-lain], peran-peran, norma yang berlaku, komunikasi dan kesatuan [kohesi].
- (Berdasarkan buku Leadership, Enhancing the Lessons of Experience)

Cliques: subgrup kecil individual yang berbagi tujuan, nilai-nilai dan ekspektasi. Cliques cenderung memiliki pengaruh yang besar baik positif maupun negatif terhadap Group utama yang dinaunginya. Cliques muncul disebabkan oleh konflik internal dalam tubuh grup utama.

Span of control: rentang kendali seorang pemimpin yang membawahi para follower yang berada dalam tanggungjawabnya. Misal: Atok sebagai Direktur PT. Subur Terus (Pabrik Pupuk) membawahi tiga biro, yaitu Biro Quality Control, Biro SDM, dan Biro Pengadaan Bahan baku.

Additive task: Tugas yang diberikan pada sejumlah individu yang memerlukan peran tenaga sejumlah individu untuk menyelesaikan satu tugas. Misal: Mendorong truk dengan bantuan energi tiga orang akan membuahkan satu hasil, yaitu truk bergerak kedepan.

Process Loss: kondisi dimana usaha yang diberikan sejumlah individu pada tugas justru berlebihan dan bisapula terjadi kesalahan dalam proses pengerjaannya yang berujung pada kerugian dari sisi efisiensi kerja. Misal: A, B dan C mendorong truk maju kedepan dengan arah yang benar [selain itu, truk tetap bergerak walaupun dengan tenaga tiga orang saja] sedangkan D dengan semangat 45 datang membantu mendorong mobil kearah kiri sehingga tenaga yang dikeluarkan D terbuang sia-sia karena kesalahan teknis dan usaha yang berlebih.

Social loafing: fenomena dimana sejumlah individu mengurangi usaha yang diberikannya ketika mereka merasa bahwa tugas tersebut telah banyak dilakukan oleh orang lain sehingga memunculkan asusmsi bahwa pengurangan usaha dari sejumlah individu tidak akan mengurangi hasil dari tugas.

Social facilitation: kondisi dimana orang yang berada dalam pengawasan/diperhatikan akan menghasilkan peningkatan produktivitas dalama bekerja. Hal ini diperoleh dari penelitian di Hawthorne Plant of The Western Electric Company (Hawthorne Effect).

Forming: Tahap pertama dalam developmental Stages of Groups, dimana pada tahap ini setiap individu saling berkenalan dan mengenal identitas satu sama lain serta bertindak dan berbicara sopan satu sama lain, disamping itu, kepercayaan diantara individu tersebut (trust) masih rendah satu sama lain.

Storming: Tahap kedua dalam developmental Stages of Groups, ditandai dengan hal berikut: konflik intragrup, meningkatnya level emosi diantara anggota, muncul perbedaan status yang muncul dari persaingan antar individu yang membuahkan persekutuan guna memenuhi peran penobatan pemimpin dari kelompok tersebut.

Norming: pada tahap ketiga ini, setiap anggota kelompok telah satu hati dalam bertindak [seia sekata/kohesi].

Performing: pada tahap keempat ini, setiap anggota kelompok berperan sesuai fungsinya dan secara bahu membahu memfokuskan diri pada kinerja kelompok.

Project teams: tim yang bertugas menyelesaikan suatu proyek yang terdiri dari sejumlah individu dengan spesialisasi masing-masing. Misal: Tim Dokter Bedah yang menangani pasien kanker payudara, terdiri dari sejumlah Dokter yang memiliki sejumlah spesialisasi dalam operasi medis tersebut, meliputi Dokter syaraf, dokter bedah, dokter ahli kanker, dll.

Punctuated equilibrium: proses dimana setiap anggota tim tidak menghabiskan sebagian waktunya secara langsung mengerjakan tugasnya melainkan memikirkan sejumlah ide dan strategi yang dimilikinya untuk dituangkan kedalam penyelesaian tugas yang ia kerjakan dan didalam prosesnya terdapat evaluasi kembali terhadap keberhasilan penerapan dari ide dan strategi tersebut.

Group Roles: perilaku yang diharapkan keberadaannya yang dihubungkan dengan posisi dan kekhususan pekerjaan yang ada dalam kelompok.

Task Role: hubungan antar individu dikaitkan dengan tugas yang ada.

Relationship Role: hubungan antar individu dalam kelompok.

Dysfunctional Roles: ketidakjelasan peran yang dimiliki oleh individu yang menyebabkan indvidu berlaku tidak sesuai dengan peran yang dimilikinya. Disebabkan oleh egoisme dan tujuan yang berpusat pada diri sendiri.

Role Conflict: konflik yang muncul karena kesalahan dalam menangkap pesan komunikasi sehingga apa yang dilakukan menjadi bertolak belakang dengan peran yang seharusnya dilaksanakan. Hal ini bisa berdampak negatif pada kesejahteraan emosional dan kinerja individu bersangkutan.

Intrasender Role Conflict: konflik yang muncul karena adanya bias pesan (ada dua pesan dalam satu percakapan) yang ditangkap dari satu orang individu, namun saling bertolakbelakang satu sama lain sehingga memunculkan Role conflict. Misal: ”Saya mau data ini diprint dengan cepat, 5 menit lagi saya ingin sudah di meja saya dan ingat sebelum diprint, tolong diperiksa dulu kalau ada kesalahan tulisan.”

Intersender Role Conflict: pesan yang ditangkap seseorang menjadi membingungkan karena adanya dua tugas yang harus dikerjakan dalam satu waktu yang sama, yang menyebabkan kebingungan dalam peran. Misal: Sekretaris datang menghampiri, “Mas, jam 13.00WIB kita ada rapat loh? Inget presentasi produk kita harus sudah ada di tempat jam 12.30WIB,” beberapa saat kemudian telepon berdering dari istri, ”Pa, ingetkan rencananya kita kemarin? Mau nganterin Mama ke Mall TA jam 12.45WIB? Bisa ya?” (Konflik peran dalam diri satu individu).

Interrole conflict: konflik antar peran dalam individu yang muncul dikarenakan banyaknya peran yang dimiliki oleh seorang individu yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk mengerjakan semua tugas dari tiap peran tersebut.

Person-role conflict: konflik yang muncul dikarenakan ekspektasi peran yang secara langsung maupun tidak langsung menganggu ketentraman nilai-nilai yang dianut seorang individu.
Misal: seorang karyawan dibagian keuangan yang jujur dalam bekerja (value) diminta oleh teman-temannya di bagian keuangan juga untuk menggelapkan sejumlah dana proyek “cuci bersih” guna meraup keuntungan sepihak dari proyek besar tersebut.

Role ambiguity: konflik yang muncul karena terjadinya ambiguitas tugas yang diutarakan melalui pesan yang tidak tepat. Misal: “saya minta tolong belikan birduren di warung sana”, pembantu dengan sigap membeli Bir + Durian matang di warung untuk majikannya. Majikan terkejut, “Loh, siapa yang bilang beli ini, mau buat saya mati ya!”  (Ambiguitas Peran)

Norms: aturan infromal kelompok yang dibuat untuk mengatur dan mengendalikan perilaku anggota kelompok. Norma merupakan aturan yang tidak terlihat namun, sadar maupun tidak disadari ikut mempengaruhi cara tiap individu berperilaku dalam bertindak.

Group Cohesion: kelekatan/kesatuan bersama yang membuat setiap individu didalam grup tetap bersama. Grup yang kohesi ini biasanyaditandai dengan minimnya ketidakhadiran dan penggantian karyawan.

Overbounding: kondisi dimana grup yang kohesif menutup diri terhadap hal-hal yang sebenarnya membangun diri mereka dengan lebih baik, namun ditolak dengan alasan hal tersebut bisa merusak integritas dalam kelompok yang kohesif tersebut.

Groupthink: kondisi dimana grup memiliki kecenderungan membentuk suatu norma infromal guna menciptakan hubungan relasi yang lebih intern berupa pelarangan berbeda pendapat (secara sadar maupun tidak disadari), bisa itu berupa konflik pendapat, pemikiran kritis maupun protes mengenai hal-hal yang cenderung merusak keharmonisan (bila ada anggota yang berbeda akan dianggap sebagai tidak loyal pada grup) yang mana tujuan dari dilakukannya hal ini dimaksudkan untuk menciptakan kelompok yang nyaman dan harmonis. Groupthink biasanya sulit menerima saran dari luar karena paham kesatuan pendapat kelompok adalah segalanya.

Ollieism: kondisi dalam groupthink dimana satu dari anggota dalam tim yang dikenal loyal dan berperan penting dalam kelompok mengambil satu keputusan diluar sepengetahuan leader dan kelompok sehingga memunculkan kesan illegal action dengan tujuan menyenangkan hati pemimpin. Hal ini sebenarnya dapat membawa dampak yang tidak baik bagi pemimpin dan kelompok yang kohesif tersebut karena apabila kesalahan Anggota yang loyal terlalu fatal dapat membuat semua anggota dan pemimpin [yang notabenenya tidak berbuat apa-apa] harus mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya oleh si anggota yang loyal tersebut.

Info Tambahan: Grup yang kohesif sebenarnya tetap baik untuk dibentuk. Kejadian seperti Olleism dan Groupthink tidak selalu sering terjadi dalam kelompok dan dengan adanya grup yang kohesif sebenarnya tujuan serta hasil yang dicapai lebih baik. Oleh karena itu grup kohesif tetap menjadi tujuan dari pemimpin untuk meningkatkan kinerja dalam kelompoknya.

Organizational shells: ?

Team Leadership Model (LTM):?

Outputs:?

Process Measures:?

Inputs: bahan mentah yang nantinya akan diproses menjadi produk layak jual.

Dream: impian disini mengarah pada tujuan jangka panjang (Visi) yang ingin dicapai oleh tim. Visi biasanya yang jelas akan membawa arah yang jelas bagi pencapaian goal tim. Biasanya Visi yang dicapai dikomunikasikan dengan bentuk semboyan ataupun motto. Misal: BINUS: People, Innovation, Excellence.

Design: sistem organisasi yang dipakai oleh tim untuk mencapai hasil dengan tepat dan sesuai dengan rencana. Biasanya terdapat hal-hal yang melenceng (deviasi) dari sistem organisasi harus diperbaiki segera agar sistem tetap berjalan dengan baik.

Development: Apabila Visi (dream) dan sistem organisasi (desain) sudah berjalan lancar. Langkah ddevelopment ini bisa berjalan dengan lancar

Leverage Point:?

Individual Factors: ?

Organizational Level:?

Team Design:?

Material Resources:?

Geographically Dispersed Teams (GDTs):?

Virtual teams: ?

Selasa, 15 Juni 2010

Entitas Terpola part 1

“Pak ! saya mau bertanya jadi bagaimana konsep kepribadian menurut Erich Fromm.. ?”

Dengan rambut klimis sedikit mengkilat bukan karena minyak rambut tetapi karena belum kering, ia melangkahkan kakinya satu demi satu pada anak tangga kampus kancil. Kampus yang menjadi sarang para penderita patologis paling akut yang pernah ada. Di ranselnya mungkin sudah penuh dengan buku-buku tebal sehingga ia harus menambahkan tas tambahan untuk membawa berkas-berkas kuliahnya. Satu,dua,tiga,satu,dua,tiga.. satu dua tiga.. satu dua tiga.. sampai saat ini ia masih berbentuk entitas terpola satu dua tiga.. entah 10 atau 15 tahun lagi. Akan kah tetap seperti ini? Atau sudah menjadi bubur? Sulit saya ungkapkan analogi yang lebih parah dari bubur terhadap subjek yang satu ini. Lembek, putih, dan begitu lengket menempel pada residu terakhir di centong nasi.
Ia berjalan mendekati kelas.. berhenti dengan jarak ujung sepatu 5 centi dari pintu.. untuk apa? Toh kelas sudah dimulai? Untuk apa berhenti kawan? Rupanya… itu yang selalu terjadi dibalik pintu selama ini..

Bayangkan proses ini terjadi dalam waktu kurang dari 1 menit !

Pertama : memegang bibir
Kedua : menjejak lantai dengan kaki kiri sekali
Ketiga : menatap muka pintu
Keempat : menatap gagang pintu
Kelima : mengetuk pintu
Keenam : mendorong pintu
Ketujuh : tersenyum
Kedelapan : mengucapkan salam
Kesembilan : balik badan
Kesepuluh : menutup pintu
Kesebelas : menatap gagang pintu
Keduabelas : jalan kearah tempat duduk.

Seperti prosedur yang terus berulang.. tanpa ia lewatkan sedikitpun..

Sabtu, 12 Juni 2010

Sumber Dari Segala Sumber Masalah di Dunia !

Kenapa cewe selalu bikin kesel ? misalnya, pas malem minggu, mau pergi..


misalnya dalam kasus temen gue



Cowo : sayang, kamu mandi sana, nanti kalo udah mandi kabarin aku jadi aku bisa langsung jemput kamu.. oke ?

Cewe : ahh.. tiba-tiba aku males mandi deh.. pusing aku abis bikin surat banyak banget bos aku lagi keluar kota nih, nyebelin tugasnya dikasih ke aku semua, capeeeeeeeeeeeeee…. Dehh..aku…(padahal udh mau masuk kamar mandi tapi sok bilang gini biar kita para cowo kasih motivasi ke dia biar menguatkan keinginan dia untuk mandi)

Cowo : yah, yaudah deh.. kalo kamu cape met istirahat aja ya..

Cewe : lohhh kok gajadi ? kamu jadi cowo plin – plan banget sih? Bikin bingung deh..

Cowo : (yaa gue mana tega ngajak lo pergi sedangkan lo bilang lo pusing,capeeee??) loh katanya kamu cape? Pusing?

Cewe : apaan sih? Aku udah mau mandi kali, kok kamu malah ngebatalin gitu aja? Dasar cowo bego, plin plan !!

Cowo : yaaa elo bilang lo males mandi?? Gimana sih?

Cewe : ya Cuma ceritaa doang, kalo gue males mandi ! kok lo malah marah-marahin gue sih? Jelas- jelas yang mau ngebatalin acara tuh elo !

Cowo : (eh setan !) kalo lo pusing mending minum obat , kalo males mandi ya jangan mandi, kalo cape ya lo istirahat !

Cewe : ah udah deh gue males kalo udah di marah-marah kayak gini ! kenapa sih lo harus bikin mood orang ancur?

Cowo : ya makanya bilang yang jelas dong ! jangan maunya ditebak tebak mulu, gue ga butuh tebak-tebak ajaib yang bentuknya kaya lo !

Cewe : kenapa sih lo nyebelin banget ?

Cowo : ya elo lebih nyebelin lagi !

Cewe : sumpah ya gue bingung sama lo !

Cowo : PEGANGAN !

Cewe : apaan sih !

Cowo : ya lo yang apaan ! mau mandi aja pake narasi ! makan nih motivasi dari gue ! semoga memotivasi lo buat mutusin gue ! muak gue ! kalo lo mau mandi tinggal bilang “aku mandi dulu yaaa” gausah dibikin ribet ! pake bilang males2 segala ! putus !

Jumat, 11 Juni 2010

Bicara Konsep

Berikut ini saya akan memperkenalkan konsep yang revolusioner !


1. Konsep makan : apapun makanan anda lakukan seperti ini;


- Angkat makanan dari piring menggunakan sendok
- Lalu masukan perlahan kedalam mulut anda
- Kunyah-kunyah sebentar
- Telan.


Ulangi konsep tersebut poin demi poin, jangan berhenti sampai makanan habis atau hanya berhenti jika anda tersedak. Rata-rata waktu yang di tempuh untuk melakukan kegiatan tersebut adalah kurang dari 6 menit untuk porsi 3 centong nasi, 1 potong empal goreng, 1 potong tahu, 1 potong tempe. Takaran persendok harap disesuaikan dengan lebar mulut, makin lebar mulut anda makin banyak makanan masuk. Variabel lain yang mempengaruhi waktu makan anda adalah jumlah gigi yang anda miliki, kondisi mulut pada saat itu, misalnya ketika anda sedang sariwan atau sedang sakit gigi anda akan merasakan nyeri ketika sedang mengunyah, saran saya kunyahlah dengan perlahan.


FAQ :

a. Bagaimana kalau makan bubur? Apakah perlu dikunyah juga?
Jawab : makan bubur perlu dikunyah jika dalam kondisi sebagai berikut :
Bubur tersebut mengandung kacang mede atau mete atau tete, jenis kacang ini terbilang besar dalam kelasnya, ukurannya bisa mencapai sebesar ujung jari kelingking anda yang sering keluar masuk lobang hidung. Disarankan anda mengunyah terlebih dahulu, perlu digaris bawahi bahwa kacang-kacangan adalah benda keras yang perlu dihancurkan terlebih dahulu agar mudah dicerna didalam perut.

b. Apakah boleh makan sambil melakukan hal-hal lain?
Jawab : sebaiknya jangan ! misalnya makan sate sambil main laptop, sekedar berbagi pengalaman saja barusan saya melakukan hal tersebut dan hidung saya kemasukan bumbu sate padang. Pedes men.

c. Apakah makanan yang sudah ditelan boleh dimuntahkan lagi?
Jawab: boleh kok, asal kamu makan lagi muntahnya. Sekarang jamannya menjaga lingkungan agar tetap bersih, muntah itu kotoran.. dan lingkungan itu tidak boleh dikotori.

d. Maaf mas, berdasarkan pertanyaan di poin C, apakah itu artinya saya harus memakan – maaf- tai saya sendiri? Mohon pencerahannya saya udah 2 minggu berak dipiring terus..
Jawab : oh tentu tidak, saya Cuma becanda kok soal itu.

e. Tanya :mas, jadi mas Cuma becanda aja nih?
Jawab : iya..situ nanggepin serius ya?
Tanya : iyaaaaaa….
Jawab : ah..parah bener dah..
Tanya : yaahhh..saya pikir informasi di blog ini valid..
Jawab : ya ga segitunyaa kali..
Tanya : nama mas siapa?
Jawab : mmhh…kasi tau ga ya?
Tanya : kasi tau dong mas.. *udah ga sabar nih..
Jawab : ga sabar kenapa ?
Tanya : ga sabar aja.. mau mmhh.. nyubitttt
Jawab : nyubitt apanya?
Tanya : nyubitt keteknyaa..
Jawab : keteknya buluan loh.. ga takut ?
Tanya : ngga ah..
Jawab : masaaa??
Tanya : iyaaa.. dongg..


*makin geje mana yang nanya mana yang jawab.. close ah… tidurr…

Jumat, 04 Juni 2010

Petisi

Anak adalah konsekuensi dari perbuatan orang tua mereka,pada kenyataanya ga ada satupun anak yang minta untuk dilahirkan kedunia. Buat apa? Dunia hanya menyediakan masalah,bukan kebahagiaan. Apa yang bisa saya dapatkan dari sebuah kata yang dimaknakan dengan kata ‘hidup’ kalau hidup itu sendiri hanya ilusi ? bukan solusi. Apa artinya hidup dengan berbagai masalah yang ada, apakah semuanya akan membuat saya menjadi hidup? Kenyataannya tidak, masalah – masalah tersebut justru ingin membuat saya ingin cepat-cepat mati.

Kelahiran bagi sebagian orang mungkin merupakan hal yang ditunggu-tunggu, tapi bagi yang dilahirkan, tau apa? Ironis, di satu sisi mereka tertawa, namun disisi lain ada yang terluka. Untuk apa ibuku melahirkan aku? Untuk ditertawakan? Untuk diberi selamat? Siapa yang kalian beri selamat? Ibuku. Bukan aku. Mereka menunggu kelahiran namun aku menunggu kematianku. Bukan karena alasan lelah menjalani hidup, tapi memang karena aku benar-benar tidak ingin. Bukan tidak tahu berterimakasih, tapi memang aku tidak ingin. Bukan karena hidupku akan sia-sia namun memang karena aku tidak ingin. Itu saja.

Stop menghakimiku dengan kata-kata motivasi. Percuma! bagiku itu hanya bualan. Yaa, hanya semacam kata-kata retoristik yang sering diucapkan para pecandu politik, aku yang mendengar hanya bisa tertawa, haha apa urusannya mengurusi orang lain? Urus diri kalian. Cebok masih belom bener, udah mau bikin anak.