Semesta luas
Sang Hyang agung
Pujaku pada keindahan semua yang Kau hadirkan
Pada matahari yang sebelumnya pernah bersinar
Pada secarik layar yang terbentang seluas pancaran cahaya
Kemudian mengenai kainnya yang kusam berkerut
Kadang mengembang terkibas angin
Yang tampak seperti itu adanya, dari ketiadaan
Dihempas dalam semilir
Dalam doa yang mengalun
Dalam waktu aku berharap
Kata tidak hanya menjadi bagian dari lidahku
Penegasan yang terulang dan terus berulang
"Semesta nyata" Katamu, "Semesta ada" Katamu lagi
Berlayarlah, dengan harapan jangan kedukaan
Temui dia yang menunggu di seberang samudera dangkal
Walau dingin menumbuh kebas pada kulit dan tulang
Tampak janggal.
Namun..
"Kejarlah" Kataku. Jangan pulang lagi.
"Putih itu ilusi jangan tertipu".
Minggu, 09 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar