Kamis, 20 Oktober 2011

Tepat waktu?

Mari kita membicarakan hal ini dari dua sisi pandang otak yang beda.


Masalah kuliah, universitas gue tercinta mendoktrin mahasiswanya dengan slogan : LULUS TEPAT WAKTU. Disatu sisi mungkin bisa membuat sebagaian mahasiswa semangat namun di sisi lain, di sisi gue misalnya slogan ini kaya tuntutan yang tanpa henti merongrong dan mengikis semangat kecintaan gue terhadap kampus. Apa masalah? iyalah masalah.. seorang yang jatuh cinta mana mungkin mau mengakhiri cintanya dengan cepat. Haha. Sekarang udah masuk semester tujuh, dan IPK masih dibawah standar yang diminta industri.. ini makin jadi masalah. kenapa gue harus menyadari belakangan? Emang selama ini gue main mulu kerjanya. See? Main dijadiin kerjaan. Masalahhhh masalaahh..
Perlu diketahui gue ini mahasiswa psikologi, yang sedang menempuh jenjang strata 1. Berapa sih waktu yang dibutuhin anak mahasiswa strata 1 untuk lulus dan dapet gelar sarjana? 4 tahun. melihat kedalam sungguh amat pesimis gue bisa tepat waktu. Seandainya aja masa pacaran gue bisa di samain kaya S1 dan bisa dapet gelar sarjana.. maka dengan bangga gue akan bilang, gue udah LULUS TEPAT WAKTU. Bener.. 4 tahun gue pernah menjalani masa pacaran, dan udh ‘lulus’ di waktu yang tepat, tanpa skripsi. Tapi sayangnya yang satu ini gabisa gue masukin CV. Lah masa iya gue tulis pengalaman pacaran 4 tahun? industri ga minta itu.


Duh.. jadi pengen ‘kuliah’ lagi.. S2. #kodebgtkode inimah. Heuheu..


Dan lagi-lagi masalah setiap orang menjadi sama: Uang. Kuliah sama pacaran sama - sama butuh uang kan? Cinta sama satu hal ga akan cukup dihidupi oleh cinta itu sendiri. harus ada faktor pendukung lain. Kalo uang aja gapunya, gimana mau beli buku? Kalo uang aja gapunya gimana mau ngajak ke coffee shop? Haalah.. kesannya kok malah jadi memperjualbelikan cinta? Muak saya muak. Inilah yang jadi momok sebenarnya bagi masyarakat perkotaan, Uang. Bukannya waktu. Padahal waktu jauhh lebih berharga daripada uang. Berapa sih dari kalian yang baca tulisan ini masih sering tidak menghargai waktu? Masih punya jam karet? Jual aja sono di poncol. Stop stop. Ini fix nih pikiran komersil udah merasuki gue. dari mulai jualan cinta sampe jualan jam karet. Jadi kepikiran, jam karet masih mending.. daripada kalender karet.. nunda nya bisa bulanan,tahunan..kroniss.. kaya gue.. kapan mau lulus?? Blah! Muak!!!!!

Minggu, 09 Oktober 2011

Sang II

Semesta luas
Sang Hyang agung
Pujaku pada keindahan semua yang Kau hadirkan

Pada matahari yang sebelumnya pernah bersinar
Pada secarik layar yang terbentang seluas pancaran cahaya
Kemudian mengenai kainnya yang kusam berkerut
Kadang mengembang terkibas angin

Yang tampak seperti itu adanya, dari ketiadaan
Dihempas dalam semilir
Dalam doa yang mengalun
Dalam waktu aku berharap
Kata tidak hanya menjadi bagian dari lidahku

Penegasan yang terulang dan terus berulang
"Semesta nyata" Katamu, "Semesta ada" Katamu lagi
Berlayarlah, dengan harapan jangan kedukaan
Temui dia yang menunggu di seberang samudera dangkal
Walau dingin menumbuh kebas pada kulit dan tulang

Tampak janggal.

Namun..

"Kejarlah" Kataku. Jangan pulang lagi.

"Putih itu ilusi jangan tertipu".