Selasa, 24 November 2009

Senin, 23 November 2009

cuma beginian

ini hasil iseng-iseng gue membuat kolase.








disitu ada tulisan level up, level up adalah salah satu event organizer di jakarta, ngga besar, tapi cukup berpengalaman. gue gabung di EO ini sejak sebulan yg lalu kurang lebih. Bayun sepupu gue, Dia yg rekomendasiin gue buat jadi salah seorang fotografer di EO ini. Thanks Bay, gue jadi punya penghasilan nih. hehehe.
inspirasional sekali kehidupan si Ibu yg satu ini. Penuh usaha dan kerja keras, selalu mencoba buat mandiri. Buat gue, bisa melihat figure dia itu suatu pengalaman yg inspirasional. seorang mahasiswi semester 5 di salah satu universitas swasta di Jakarta yg rela ngorbanin waktu mainnya dan sebagian waktu kuliahnya buat merintis usaha. coba dibandingin mahasiswa lainnya, Bayun itu satu diantara sekian banyak mahasiswa yg berpandangan berbeda. rata-rata anak seumuran segini pada jaman seperti sekarang ini selalu berlindung dibalik seragam kantoran bokap dan nyokapnya. mencoba berduit dengan meminta duit. mencoba berakting seolah olah "gue ada" padahal keberadaan mereka samar alias samaaa aja kaya yang lain. Bayun beda.
bay kalo boleh lebay, bolehkah aku mengidolakanmu? ahahaha. pikiranmu sungguh seksi buatku bay. hahahaha.

ah, lepas dari puji-pujian itu gue cuma mau berkata teruslah semangat anak muda indonesia!

eh,setelah gue menulis ini semoga pantat lo tetep nempel di bumi ya bay, *engga terbangkan? :p!

beberapa kerancuan pada lagu anak²....

Beberapa Kerancuan Pada Lagu anak²....

Kerancuan dan Pembodohan lagu Anak-anak

Lagu anak-anak yang populer ternyata mengandung banyak kesalahan,
mengajarkan kerancuan, dan menurunkan motivasi.
Coba mari kita buktikan :

“Balonku ada 5… rupa-rupa warnanya… merah, kuning, kelabu..
merah
muda dan biru… meletus balon hijau, dorrrr!!!”
Perhatikan warna-warna kelima balon tsb, kenapa tiba2 muncul warna
hijau ? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5 !

“Aku seorang kapiten… mempunyai pedang panjang…kalo berjalan
prok..prok.. prok… aku seorang kapiten!”
Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di
bait
kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi) . Harusnya dia
tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya
seharusnya
dia bernyanyi : “mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)…
kalo
berjalan prok..prok.. prok..” nah, itu baru klop! jika ingin cerita
tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi : “mempunyai pedang
panjang… kalo berjalan ndul..gondal. .gandul.. atau srek.. srek..
srek..” itu baru sesuai dgn kondisi pedang panjangnya!

“Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi.. habis
mandi ku tolong ibu.. membersihkan tempat tidurku..”
Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur.
Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam
menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi
seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan
tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!

“Naik-naik ke puncak gunung.. tinggi.. tinggi sekali..kiri kanan
kulihat saja.. banyak pohon cemara..2X”
Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat
dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung
yang
tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam
mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau berbuat apa, bisanya cuma
noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2!

“Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung ..
Sby.. bolehlah naik dengan naik percuma..ayo kawanku lekas naik..
keretaku tak berhenti lama”
Nah, yg begini ini yg parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa
maunya gratis melulu. Pantesan PJKA rugi terus! terutama jalur
Jakarta-Malang dan
Jakarta-Surabaya!

“Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul2
sepanjang hari dg tak jemu2..mengangguk2 sambil bernyanyi tri li
li..li..li.. li..li..”
Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita
yg sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit..
cuit ! kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang
(catatan: acara lagu anak2 dengan presenter agnes monica waktu dia
masih kecil adalah Tra la la tri li li!), bukan burung!

“Pok ame ame.. belalang kupu2.. siang makan nasi, kalo malam minum
susu..”
Ini jelas lagu dewasa dan tidak konsumsi anak2! karena yg disebutkan
di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalo
anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya
minum susu!

“Nina bobo nina bobo oh nina bobo… kalau tidak bobo digigit
nyamuk”
menurut psikolog: jadi sekian tahun anak2 indonesia diajak tidur dgn
lagu yg penuh nada mengancam

“Bintang kecil dilangit yg biru…”
(Bintang khan adanya malem,lah kalo malem bukannya langit warnanya?)

“Ibu kita Kartini…harum namanya”
(Namanya Kartini atau Harum?)

“Pada hari minggu..naik delman istimewa kududuk di muka”
(Nah, gak sopan khan..)

“Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun
kita…”
(kalo mau nanam jagung,ngapain dalam-dalam emang mo bikin sumur?


disadur ulang dari the largest indonesian community

pria lebih menderita karena putus cinta

Disadur dari postingan di largest indonesian community.


Hubungan cinta tidak selamanya berjalan mulus. Ada yang sukses hingga ke jenjang pernikahan dan kemudian membuahkan anak. Namun lebih banyak hubungan cinta yang berakhir prematur dengan kedua pihak kembali menjalankan kehidupan lajangnya masing-masing. Ada yang berakhir baik-baik dengan keduanya saling mengucapkan terima kasih dan masih menjadi teman dekat. Ada pula yang berakhir tidak baik dengan keduanya saling mengucapkan sumpah serapah dan berurai air mata. Bagaimanapun juga, hubungan cinta yang kandas pasti sedikit banyak menimbulkan penderitaan bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Pihak mana sebenarnya yang paling menderita akibat putus cinta?
Prialah yang sebenarnya paling menderita, menurut David Zinczenko, kolumnis majalah Men’s Health. Ia menolak anggapan umum bahwa pria lebih tegar daripada wanita dalam menghadapi putusnya hubungan percintaan. Apa saja alasannya?



Pria Menyembunyikan Perasaannya
.
Ketika seorang pria diputuskan oleh pasangannya, biasanya ia akan sesumbar: Biar saja, life still goes on. Caranya? 26% pria yang mengisi survei online Men’s Health melakukannya dengan minum-minum bersama teman-temannya. 36% pria akan menatap mantan pacarnya, tersenyum, dan mengucapkan terimakasih. Faktanya, kedua hal tersebut dilakukan pria untuk menutup-nutupi perasaannya. Ini adalah reaksi yang alamiah; gender pria dikondisikan masyarakat untuk tidak gampang menunjukkan perasaan, apalagi perasaan yang membuatnya terlihat lebih lemah. Namun represi ini juga berakibat sulitnya menghilangkan perasaan terluka, marah, atau sedih dari dirinya. Sebaliknya, wanita yang putus cinta biasanya langsung menangis (atau mengekspresikan emosinya) saat itu juga, dan wanita juga cenderung lebih to-the-point ketika mengakhiri hubungan cinta. Akhirnya mereka akan lebih cepat menghilangkan perasaan-perasaan negatif itu dibandingkan pria.

Pria Punya Lebih Sedikit Teman Curhat.
Salah satu alasan mengapa wanita lebih cepat pulih dari penderitaan pasca putus cinta daripada pria adalah karena wanita memiliki lebih banyak teman yang bisa diandalkan untuk bercerita. Penelitian menunjukkan bahwa pria mengandalkan hubungan cinta untuk mendapatkan kedekatan emosional dan dukungan sosial, sementara wanita bisa mendapatkan hal yang sama dengan keluarga dan teman sesama wanita. Begitu wanita mengalami putus cinta, ia akan bercerita kepada siapa saja, kalau perlu kepada orang yang tidak dikenal yang duduk di sebelahnya di bis umum, agar perasaannya bisa lebih enak. Pria, di sisi lain, cenderung lebih enggan membuka diri untuk soal ini. Mungkin baru beberapa bulan kemudian, ketika dalam keadaan setengah teler, baru ia berani bercerita kepada teman-teman prianya mengenai betapa inginnya ia kembali lagi dengan si mantan.


Pria Tidak Suka Memulai Dari Awal Lagi.

Setelah putus cinta, pada awalnya pria mungkin akan merasa semangat membayangkan wanita-wanita yang akan ia kencani di masa depan. Namun setelah kencan yang keempat, kesembilan, atau ketigabelas kalinya, barulah ia sadar kalau dibutuhkan usaha keras dan waktu yang panjang untuk sampai pada tingkat keintiman yang pernah ia alami bersama mantannya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih mampu menyesuaikan diri ketika hubungan berakhir karena sebelumnya mereka sudah memikirkan adanya kemungkinan itu, sementara pria biasanya lebih tidak siap dengan putus cinta. Perasaan nyaman secara emosional membuat pria merasa beruntung bisa memiliki seseorang seperti dia. Sayangnya, hal ini seringkali baru disadari ketika si dia sudah berubah status menjadi mantan pacar.

Gambaran Pacaran Pria Yang (Terlalu) Ideal.
Banyak kasus putus cinta merupakan reaksi sesaat atas apa yang dirasa sebagai kebosanan; bosan dengan aktivitas, pembicaraan, dan pertengkaran yang itu-itu saja. Kalau kembali melajang, pria mungkin merasa ia akan menjalani hidup yang lebih menarik; tanpa komitmen, bebas pergi ke mana saja, dan bebas bergaul dengan wanita-wanita yang bisa dijadikan pacar baru. Barulah ketika benar-benar melajang ia sadar bahwa hidupnya tidak menjadi seperti itu, bahkan sekarang waktunya tersita oleh pekerjaan. Ia pun kembali merindukan keintiman yang dia alami pada masa pacaran dulu. Penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih tinggi skornya daripada pria dalam hal keintiman sosial, seksual, dan intelektual. Dan biasanya wanita juga lebih cepat menyadari bahwa keintiman adalah dasar dari hubungan yang tahan lama, dan bukannya sekedar variasi aktivitas.


Menurut Zinczenko pula, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria lebih rentan mengalami stres, depresi, dan kecemasan ketika putus cinta dibandingkan dengan wanita. Itu menurut dia. Bagaimana pendapat anda? Apakah anda memiliki pengalaman yang membenarkan atau menyangkal pendapat ini?

Minggu, 22 November 2009

saya rasa,memang harus..

Men-deactive kan facebook. Sering waktu gue abis buat facebook-an. Nyalain laptop, connect to internet, langsung nyari icon Mozilla sign in facebook. Udah gitu-gitu doang tiap hari. Obrolan basa basi isinya apalagi? Say hello kanan kiri, coming out tentang ide-ide di status ahh.. entah kenapa gue udah mulai ga bisa men-crop kata-kata gue sehingga kadang-kadang status gue tuh kaya bikin blog sendiri di status –mungkin bukan gue aja kali ya?- entah kenapa mulai risih aja kalo org tau aktivitas social gue. Mulai sekarang gue akan lebih sering berbagi lewat blog gue ini. Dan aktivitas social lainnya kalo sekedar ngobrol bisa kok lewat YM. Kalo urusan kerjaan bisa kok lewat email, mau search gallery foto gue? Gampangg ntr gue juga akan posting beberapa disini dan sebagian lagi masuk deviantart. Facebook gue udah terlalu penuh sama aktivitas-aktivitas ga penting. Dan lalu, -ini masih ada hubungannya sama privacy sih - . gue gamau ada seseorang yg salah paham karena yg nge-wall gue kebanyakan adalah cewe2. Walaupun gue udah ended our relationship, gue gamau bikin dia berprasangka macem – macem ttg wall - wall yg masuk ke gue. Bukan kepedean tapi gue tau dia emg kaya gitu orgnya. Suka mikirin masalah berlarut-larut bahkan sampai dia sakit. Gue gamau lah dia jadi kaya gitu apalagi gara-gara gue. Mungkin keputusan gue ini agak sedikit emosional karena factor yg cukup besar adalah masalah perasaan dia. Tapi selain factor itu gue juga agak risih sih sama ke addict-an gue terhadap FB ini, bayangkan disela-sela gue ngerjain tugas dimana yg seharusnya focus utama buat gue adalah tugas, malah jadi ter-degradasi oleh kehadiran facebook. Alhasil tugas-tugas gue jadi tak terurus. Maka dari itu gue akan mencoba untuk away dari facebook buat sementara waktu.

Semoga ini akan membawa dampak yg positif buat gue secara pribadi.

Kamis, 19 November 2009

tempat yg sama tapi berbeda cerita

Mungkin tadi adalah terakhir kalinya dia menjewer dengan gemas telinga ku.

Mungkin tadi terakhir kalinya mata kami bertatapan tapi tidak seiring dengan irama perasaan.

Mungkin tadi terakhir kalinya aku memegang tangannya diselasela perpisahan.

Mungkin dia kecewa atas sikapku. Tapi aku mau dia tau kalau aku tetap menyimpan rasa sayang ini untuknya. Sampai kapanpun. Dia yang selama 3 tahun telah mengisi gelas-gelas ku dengan derai tawanya. Dia yang selama 3 tahun telah membuat ku terpesona akan senyum manisnya, dia yang lesung pipitnya belum bisa aku lupakan sampai sekarang. Dia yang berhasil menghipnotis ku untuk pulang larut malam. Dia yang membuat aku menyadari bahwa didunia ini terdapat banyak sekali warna. Dia yang menuntunku, menjadikanku seperti sekarang. Dia yang selalu setia mendengarkan pengalaman hidupku. Dia yang selalu bercerita dengan tertawa duluan. Dia yang selalu memberiku arah terhadap apa yg akan kami lewati. Dia yang sering mengingatkanku kepada Tuhanku. Dia yang selalu menyelipkan namaku didalam doanya. Dia yang selama ini bersabar berjalan disampingku.

Senin, 16 November 2009

beberapa bulan lalu, dan sekarang hanya. mimpi basah.

Satu lagi nih, dan BLASSSHH! Take me out to vacation hohoho..
Bali rencana awal yang gue susun sama Engas waktu semester satu, rencana nya nih gue sama si Engas mau backpacking menuju Bali. Dengan cara numpang truk barang yang ke arah sana. Ih waw bgt tuh idenya si sange. Resiko kecurian,penculikan dan pembunuhan di depan mata. Untung gue sadar. Kalo ga berangkatlah kita liburan ini. Jadi rencana besar itu batal. Bali cukup jauh buat dua orang idiot ini pergi tamasya, dan akan cukup nekat bila rencana ini benar-benar terlaksana. Nekat bukan pilihan tapi nekat itu kebodohan. Jangan lah kau nekat lay..
Nekat itu berpegang teguh pada pendirian yang seseorang susun secara sistematis. sebuah nekat harus di wujudkan agar cita-cita kita tercapai.. dulu zaman dahulu kala, saya bernekat untuk menjadi pilot. Namun seiring waktu berjalan kandaslah nekat saya, karena setelah saya pikir pikir jadi pilot itu gampang – gampang susah, gampang karena katanya gampang dan susah karena gue denger denger susah jadi pilot. Tai-lah mendingan gue jadi psikolog deh. Tapi katanya susah juga jadi psikolog? Ah, emang semua sudah susah.. belajar pun tak ada artinya di negeri ini.. karena sudah terlalu banyak orang pintar? Bisa bisa kalau semua penduduk negeri ini pintar pintar lantas siapa yang jadi orang bodoh? Susahhh..

most awesome in my room!




si monyet!

diselasela UTS

Awalnya dulu gue kenal dia, waktu kelas 2 sma. Kami sekelas. Dan mau gamau harus jadi deket karena dia anak yg pinter, rajin. Sedangkan gue sebaliknya. Dengan kata lain gue yg deketin dia karena gue butuh peran dia buat sekedar naik kelas. Alhamdulillah dia bisa bantu gue. Dengan rasa nyaman yg dia ciptakan waktu ada disebelah gue ngebuat gue semangat buat ngejalanin sekolah yg pada saat itu gue rasa udah mulai membosankan buat gue. Itu belom pacaran, masih temenan. Lalu akhirnya setelah beberapa lama penjajakan, akhirnya gue jadiin dia pacar gue. Namanya Eva.
Eva, keluarganya baik sama gue, dia anak ke lima dari lima bersaudara. Anak bungsu dikeluarganya dan satu-satunya cewe. Kalo kata dia “perawan satu-satunya pak haji Ibrahim nih”. Ibu dan bapaknya Haji, termasuk golongan org yang taat beribadah. Bener-bener keluarga yang baik, terkesan gue dibuatnya. Mereka hidup dikota,Jakarta. Tapi tingkah kekeluargaan masih ala ‘kampung’ bukan kampungan tapi sangat rendah hati. Tidak ada kemewahan tapi sangat eksklusif buat gue. Ideal. sangat hangat rasanya berada ditengah keluarga ini. Salah satu tempat terbaik yg pernah gue jamah adalah rumah mereka.
Hampir 3 tahun gue menjalin silaturahmi sama keluarga ini, khususnya sama anak bungsu mereka. Eva. Selama itu, gue ngerasa hidup bgt.
Keseharian gue dalam berpacaran masuk kategori standar, smsan, telfonan, jalan-jalan, nonton, nemenin dia belanja, kuliner, foto-foto, anter-jemput. Buat anak muda ini salah satu life span paling penting. Inget teorinya erik erikson tentang life span kan? Fase adolescence dimana kita para teenagers mulai bisa berfikir abstrak, ya, tentang cinta.
Fase ini masih terus berjalan, secara umur gue masih 19 tahun. Tapi ga dengan hubungan special gue sama Eva, gue udah berhenti melakukan aktivitas berpacaran kurang lebih 3 minggu lalu. Apa yang gue rasain sekarang? Sedih? Pasti. Bingung? Mungkin. Kenapa harus bingung? Ya karena gue ngerasain kalo disela-sela aktivitas gue, gue ngerasa kaya ada sesuatu yg hilang. Jelas ini bikin gue bingung. Jadi jangan anggep org yg baru putus itu mendadak gila, dengan bengong-bengong sendiri. Bukan, mereka bukan gila hanya kebingungan. Ngerti kan maksud gue?
Salah satu bentuk katarsisnya ya curhat. Bahkan ada yg sampe bunuh diri segala. Gue sama sekali ga menyalahkan mereka yg bunuh diri, malah gue menghargai mereka yg berusaha kreatif dalam meraih kematiannya. Ada yg minum baygon, naik ke SUTET, loncat dari gedung, beli pistol trus nembak kepalanya, minum racun, makan sandal jepit, tiduran di railway, sumpah kreatif abis! that so damn cool dude! Tapi yg paling seringgg adalah gantung diri. Kebanyakan org yg gantung diri adalah mereka yg kurus jarang yg matinya gantung diri adalah org yg obesitas. Entah kenapa? (dalam pengamatan gue loh).
Tapi sampe detik ini gue blm kepikiran mau mati. Masih mau beli MacBook Pro dulu haha. Sama mau bantuin tugas sepupu gue yang nyuruh bikin ginian deh. Selamat mengerjakan tugas yah. Semoga tulisan gue ini bisa sedikit membantu. 